[Matius 17:1-8] Transfigurasi--Kemuliaan Yesus sang Mesias

Sermon  •  Submitted
0 ratings
· 3,263 views

(1) Eksposisi Lukas dan Matius untuk menunjukkan bahwa transfigurasi Yesus yang diawali dengan doa mempersaksikan bahwa makna kemuliaan Kristus pada hakikatnya merupakan manisfestasi dari relasi yang intim dan personal dengan Allah. (2) Jemaat didorong untuk memiliki relasi yang intim dan personal dengan Allah.

Notes
Transcript
Sermon Tone Analysis
A
D
F
J
S
Emotion
A
C
T
Language
O
C
E
A
E
Social
View more →
Pendahuluan
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. ()
()
Apa itu Transfigurasi? (Mat. 17:1-5)
Bapak dan ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, kata transfigurasi tidak ada sama sekali di dalam Alkitab. Kata tidak muncul di injil manapun. Namun, secara hakiki kata transfigurasi dapat diartikan sebagai “berubah.” Makna kata ini sudah mewakili kisah yang memang terjadi dan dicatat di injil Lukas Matius dan juga Markus. Pada kisah ini, Yesus sendiri mengalami perubahan, sebagaimana yang diungkapkan oleh ketiga injil ini. Perubahan yang Yesus alami dinyatakan pada ayat 2 yang menyatakan: “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-nya menjadi putih bersinar seperti terang” (). Banyak tafsiran yang menyatakan bahwa transfigurasi adalah suatu kisah di mana Yesus menyatakan kemuliaan-Nya di suatu gunung kepada murid-murid terdekat-Nya yaitu Yohanes, Yakobus dan juga Petrus.
Bapak dan Ibu sekalian, peristiwa transfigurasi ini merupakan peristiwa yang penting sekali di dalam injil sinoptik di dalamnya ada begitu banyak kebenaran besar yang dapat ditarik namun pada waktu ini, saya hanya ingin membahas satu saja yaitu Yesus sebagai figur Allah yang mulia. Bagaimanakah mengambarkan figur Allah yang mulia ini? Mengapa atau bagaimana kemuliaan Allah dapat ternyatakan di dalam peristiwa ini?
Kisah hanya dicatat di dalam injil Lukas, Matius dan juga Markus. Transfigurasi adalah suatu kisah di mana Yesus menyatakan kemuliaan-Nya di suatu gunung kepada murid-murid terdekat-Nya yaitu Yohanes, Yakobus dan juga Petrus. Bagi saya, berbicara mengenai transfigurasi, ada satu kebenaran yang besar sekali yaitu mengenai Allah yang menunjukkan diri-Nya. Saya melihat bahwa ada hal yang sangat penting di sini. Bagaimana cerita Injil sebenarnya menunjukkan mengenai Yesus adalah seorang Allah.
Bapak dan ibu yang saya kasihi, Transfigurasi adalah suatu kisah di mana Yesus menyatakan kemuliaan-Nya di suatu gunung kepada murid-murid terdekat-Nya yaitu Yohanes, Yakobus dan juga Petrus. Bagi saya, berbicara mengenai transfigurasi, ada satu kebenaran yang besar sekali yaitu mengenai Allah yang menunjukkan diri-Nya. Saya melihat bahwa ada hal yang sangat penting di sini. Bagaimana cerita Injil sebenarnya menunjukkan mengenai Yesus adalah seorang Allah.
Kisah hanya dicatat di dalam injil Lukas, Matius dan juga Markus. Transfigurasi adalah suatu kisah di mana Yesus menyatakan kemuliaan-Nya di suatu gunung kepada murid-murid terdekat-Nya yaitu Yohanes, Yakobus dan juga Petrus. Bagi saya, berbicara mengenai transfigurasi, ada satu kebenaran yang besar sekali yaitu mengenai Allah yang menunjukkan diri-Nya. Saya melihat bahwa ada hal yang sangat penting di sini. Bagaimana cerita Injil sebenarnya menunjukkan mengenai Yesus adalah seorang Allah.
Bapak-ibu sekalian saya ingin kita melihat tiga fakta penting yang berhubungan dengan transfigurasi ini.
Yesus adalah Allah.
Bapak dan ibu yang saya kasihi.
Pertama, kemunculan figur Elia dan Musa. Bapak dan ibu sekalian, apabila kita melihat dengan lebih seksama, baik kita akan mendapati bahwa pada teks ini ada dua figur yang muncul di sini yaitu Elia dan Musa. Bapak dan Ibu sekalian, di dalam sejarah perjanjian Lama, hanya ada dua orang yang dapat “bertemu” muka dengan muka di atas gunung. Pertama adalah Elia dan yang kedua adalah Musa dan keduanya bertemu dengan Tuhan di gunung Sinai. Misalkan saja Musa dapat melihat punggung Tuhan sedangkan Elia bertemu Tuhan di dalam wujud “angin sepoi sepoi basa.” Jadi, dapat dikatakan bahwa Elia dan Musa memang dua orang figur yang sangat penting di dalam bagian ini. Kehadiran Tuhan di dalam bagian ini pun dinyatakan dengan adanya awan yang mengelilingi gunung tersebut.
Yesus akan menggenapkan
Kedua, kehadiran Allah lewat simbol Awan. Bapak dan Ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan, Allah seringkali menggunakan simbol-simbol untuk menunjukkan kehadiran-Nya dan salah satu simbol yang real adalah fenomena alam. Tentu saya tidak dapat membahasnya satu per satu, tapi bagi saya kemunculan kata awan ini tidak dapat dianggap remeh. Sewaktu orang-orang ISrael ada di padang gurun, Yahweh( sang Aku adalah Aku) ini menggunakan tiang awan sebagai tanda bahwa Dia bersama dengan bangsa Israel. Lalu hal yang menarik, tanda kehadiran Yahweh di gunung sinai pun ditandai dengan fenomena Awan ini. Bapak dan Ibu sekalian, pada Keluaran 19:16, dikatakan demikian: “Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan” (). Dengan demikian, mungkin Matius ingin menyatakan bahwa pada waktu itu, ada kehadiran Allah di gunung itu.
Ketiga, pengakuan akan Yesus dari Allah Bapa sendiri. Tapi hal yang menarik adalah adanya ujaran demikian pada ayat kelima: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (). Bapak Ibu sekalian, tentu kita mengingat bahwa frasa yang sama juga ada sewaktu Tuhan Yesus dibaptis. Pada waktu peristiwa pembaptisan yang ada pada , terdapat suara yang keluar dari surga demikian, bahwa Yesus adalah anak yang dikasihi oleh Bapa. Nah, hampir semua penafsir dan teolog sepaham bahwa peristiwa ini merupakan peristiwa yang Trinitaris, yaitu suatu peristiwa yang ada di Alkitab dan peristiwa ini menunjukkan tentang Allah Trinitas itu sendiri.
()
()
Saya dapat menyatakan bahwa lewat ayat ini, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan:
Tentu, ada begitu banyak perihal yang penting yang dapat dikatakan pada bagian ini. Tapi, saya ingin mengambil beberapa hal yang penting. Ketiga perihal ini ingin menyatakan bahwa, sama seperti Tuhan menunjukkan diri-Nya pada Musa dan Elia dahulu, kali ini Allah yang mulia ini ternyata menunjukkan diri juga kepada ketiga murid-Nya. Tapi perbedaan yang ada sekarang adalah bahwa murid-murid sekarang berada di dalam awan yang menutupi mereka. Dengan demikian, peristiwa transfigurasi ini bukan hanya sekedar peristiwa biasa bapak dan ibu sekalian.
Sebagaimana Elia dan Musa akan memulai suatu perjalanan dalam rencana Allah,
Manusia sejatinya akan mati ketika dia melihat Allah. Lihat misalkan pada kasus dari Musa, mereka yang datang dengan tidak kudus harus mati apabila masuk ke area gunung yang kudus itu. Bahkan binatang pun harus dibunuh apabila berani menjejakkan diri di dalam gunung yang kudus itu. Dengan demikian, peristiwa transfigurasi ini berbicara mengenai Allah yang kudus mau bertemu dengan manusia. Transfigurasi di dalam pemahaman yang akan menjadi perenungan kita adalah berbicara mengenai keintiman. Ketelanjangan Allah di hadapan manusia.
Lantas sekarang pertanyaannya adalah bagaimana mengaitkan konsep Allah yang berkenean menemui manusia ini di dalam keseharian kita?
Dampak Pertama: Keseharian sebagai Suatu Penyataan Ilahi, Suatu “ruang" di mana Allah menunjukkan diri-Nya pada Manusia
Bapak dan Ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, mari kita melihat kira-kira apa yang Petrus, Yohanes dan Yakobus ini pikirkan. Kita sama-sama memahami bahwa ketiga orang ini adalah nelayan. Jadi, saya mencoba membayangkan apabila mereka bertiga ini hidup di dalam konteks Ambon.
Mari kita membayangkan konteks kehidupan ketiga orang ini seperti mereka hidup di desa Tulehu, desa Galala, Hutumuri, Wai, Amahusu, dan desa-desa perikanan yang ada di Ambon. Saya membayangkan bahwa mungkin mereka bangun pagi dan mereka pada pagi hari mereka memasang keramba ikan dan pada malam hari mereka melaut pada malam hari dan mungkin pulang pada pagi hari. Aktivitas ini mereka jalani terus sampai ada kejadian yang mengubah kehidupan mereka semua.
Pada suatu hari, ada suara yang menyatakan pada mereka bahwa: “ikutlah Aku, Aku akan menjadikan engkau sebagai penjala manusia.” Mereka melihat bahwa manusia ini sangatlah spesial dan berbeda dengan manusia lainnya. Tutur katanya sangatlah berbeda dengan pengajar-pengajar lainnya. Karena itu, ketika mereka melihat Yesus yang begitu keren ini, mereka memutuskan utnuk mengikuti dia ke mana-mana. Beta membayangkan kalau misalkan Yesus emang hidup di Ambon, dia berkothbah di atas gunung Nona. Lalu dia menenangkan laut yang bergelora di perjalanan menuju Maluku Bagian Tenggara jauh sana. Dan tiba-tiba pada waktu tertentu, diantara dua belas murid ini, Yesus meminta tiga orang yaitu Petrus Yohanes dan Yakobus ini naik ke gunung Salahutu.
Gunung ini mungkin tempat baru bagi mereka, dan mereka belum pernah ke sana. Ingat bahwa mereka belum mempunyai mobil pada waktu itu. Mereka mungkin tidak mengerti mengapa mereka dibawa naik. Setelah sampai di puncak gunung, di puncak sana mereka bulai bacarita. Tapi, dong seng minum sophi di atas, su tengah malam dong akhirnya tidur toh. Pada waktu pagi-pagi, dong bangun dan tiba-tiba mereka melihat ada orang dan Tuhan Yesus bercahaya, sangatlah bercahaya.
Mungkin ada beberapa hal yang dilakukan mereka. Misalkan saja, ada yang langsung merekam dan upload ke youtube. Mungkin hal kedua yang mereka lakukan adalah mereka langsung berlari dan kabur.
Bapak dan ibu sekalian, saya melihat bahwa ada suatu kebenaran besar yang dialami oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus ini. Mereka bertiga melihat bagaimana Allah yang begitu luar biasa ini menampakkan diri-Nya di dalam waktu-waktu yang sedang berjalan. Di dalam satu waktu di dalam kehidupan mereka, Allah menunjukkan kemuliaan-Nya. Keseharian mereka ternyata dijadikan Allah sebagai suatu tempat untuk menyatakan kemuliaan-Nya secara penuh.
Hal yang menarik, bapak dan ibu, di dalam pandangan Ortodoks Timur, ada suatu
JIka memang demikian, saya yakin dan percaya bahwa peristiwa transfigurasi ini secara simbolis menggambarkan bagaimana Tuhan dapat bekerja di dalam kehidupan kita. Bahkan setiap aktivitas kita sebenarnya merupakan waktu di mana Tuhan dapat menunjukkan “diri”-Nya.
Saya ingin membahas sedikit dari pemahaman orang-orang yang ada di Ortodoks Timur. Cara pandang yang mereka miliki yang membuat saya sangat tertarik adalah mereka melihat bahwa dunia ini adalah sarana di mana kemuliaan Allah.
Aplikasi
Aplikasi: Keseharian di Sekolah, Tempat Kerja, Rumah Tangga, dan tempat lainnya merupakan tempat yang Allah gunakan untuk transfigurasi (sepertinya masih harus kontekskan lagi.
Dampak Kedua: Respons seorang Murid seharusnya Tersungkur dan Gentar! (Mat. 17:5-8)
Respons yang diberikan oleh murid-murid pada ayat keenam sebenarnya sangatlah menarik. Dikatakan di sana bahwa mereka tersungkur dan gentar. Bapak dan Ibu sekalian, saya melihat bahwa kalau memang transfigurasi menyatakan keintiman dan keintiman yang Tuhan mau untuk dijalankan sehari-hari, saya pikir dampak yang seharusnya ada dari dalam diri kita adalah tersungkur dan gentar.
Related Media
See more
Related Sermons
See more