Quality Time--Quality Life

Sermon  •  Submitted
0 ratings
· 170 views

(1) Mengimani dan mengenal Allah dalam lintasan waktu (2) Memahami bahwa waktu Allah bukanlah waktu kita (3) Meresponi waktu dengan menghasilkan hal-hal berkualitas dalam relasi dengan Allah dan sesama.

Notes
Transcript
Sermon Tone Analysis
A
D
F
J
S
Emotion
A
C
T
Language
O
C
E
A
E
Social
View more →
Pendahuluan
Dari ayat ini, saya ingin
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. ()
Seluruh Waktu Ini adalah Waktu yang Tuhan Percayakan
Ibu-ibu sekalian, bagaimanakah kita memandang waktu ini? Mungkin setiap harinya ini yang kita lakukan. Bangun pagi, makan pagi, siapin sarapan, buka toko, makan siang, istirahat siang, urus anak, tutup toko, ketemu suami, lalu tidur. Bangun pagi, makan pagi, siapin sarapan pagi, duduk dirumah, jaga toko, cuci baju, tutup toko lagi dan akhirnya tidur. Mungkin bagi kita, waktu adalah rutinitas yang biasanya kita jalani.
Saya pikir, hal ini juga menjadi bagian yang sama dengan orang-orang yang ada di sekitar Tuhan Yesus pada zaman itu. Mungkin bagi mereka setiap harinya ya sama, bangun pagi, sarapan, pergi ke ladang, siapkan makanan dan akhirnya bertemu suami dan istri dan istirahat. Mungkin bagi ahli taurat pada zaman itu, mereka pergi ke perpustakaan, belajar setiap hari, dan juga menjalankan berbagai aktivitasnya. Mungkin bagi mereka segala sesuatunya merupakan aktivitas yang sedang berjalan.
Menurut saya, dengan cara pandang begini, bagi saya problem yang keluar adalah kebosanan, kejenuhan, kehilangan makna. Tiap harinya mungkin kita merasa bosan dengan apa yang kita jalani. Waduh anak lagi anak lagi. Waduh masak lagi masak lagi. Akhirnya momen-momen itu menjadi kehilangan makna karena kita berpikir bahwa segala sesuatunya adalah rutinitas dan That’s it!
Tapi saya melihat bahwa Yesus
Lantas, ketika saya memikirkan mengenai apa yang Yesus lakukan, saya bayangkan: tiap hari mungkin Yesus harus menyembuhkan orang, membaca taurat Tuhan, berkothbah, dst. Itu dilakukannya setiap hari. Lantas saya mencoba berpikir, apakah Yesus pernah merasa bosan? Karena kitab Ibrani 4: 15 berkata bahwa imam besar kita itu dicobai hal yang sama hanya saja ia tidak berbuat dosa. Artinya Yesus juga mengalami aktivitas-aktivitas yang kita jalankan dan juga mengalami berbagai problem yang kita alami, namun Dia dapat menjalankan dengan benar. Nah, dari sini saya beprikir lagi, kok bisa ya?
Tapi bagi saya cara pandang mengenai waktu ini justru berbeda dari Yesus. Apabila kita melihat seluruh injil Markus, kita akan melihat bahwa Yesus melihat waktu bukan sebagai suatu rutinitas.
Akhirnya, di dalam pergumulan saya ini, saya merenungkan demikian: Kitab Markus ini ditulis oleh penulisnya yaitu Markus untuk menyatakan pada pembacanya bahwa Kerajaan Allah yang sesungguhnya itu telah datang. Jadi, kemungkinan Petrus yang menjadi sumber cerita dari Markus mengetahui bahwa Yesus itu sebenarnya dapat mengerjakan pelayananya yang singkat, 3 tahun itu karena tujuan ini.
Jadi, saya dapat mengatakan bahwa Yesus memakai berbagai rutinitas yang dimilikinya untuk menjalankan maksud dantujuan kerajaan Allah di dalam dunia ini. Yang menarik, Yesus juga mengetahui bahwa 3 tahun cukup bagi diri-Nya untuk menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan. Makanya, bagi saya, Yesus dapat memaknai aktivitasnya dengan baik dengan melihat bahwa waktu adalah pemberian yang diberikan Allah pada kita.
Menjaga anak
Saya merenungkan mengapa Yesus harus ada di dalam dunia pada waktu itu?
Usaha Toko
Saya suka sekali dengan quote dari Leslie Newbiggin: “seluruh sejarah dunia ini terhisab di dalam sejarah keselamatan Allah.”
Kalimat Peralihan: Namun pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita dapat menjalankan waktu-waktu yang ada ini? Bagaimanakah di dalam waktu yang Allah sudah percayakan kepada kita ini, kita dapat menjalankan waktu yang Quality time dan Quality life?
Mengambil Waktu Bersama Tuhan (Quality Time)
Pertanyaan yang ingin saya jawab pada bagian ini adalah bagaimana kita dapat mempunyai quality time di dalam rutinitas yang akan kita hadapi. Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa waktu yang kita miliki adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah pada kita. Tentu ayat ini biasanya dipakai untuk membawa orang-orang dapat saat teduh dipagi hari. Dan saya sepaham bahwa memang sebaiknya kita bersaat teduh di pagi hari. Tapi yang menarik bagi saya adalah posisi ayat ini di antara posisi ayat lainnya.
Ibu-ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, sepemahaman saya terhadap teks yang baru saja kita baca ini, ada hal yang menarik yaitu di mana ketika kita membaca bagian sebelumnya, Yesus baru saja memberi makan 5000 orang. Lalu pada bagian sesudahnya, kita melihat bahwa Yesus mengadakan muzizat lagi dan setelah itu menyembuhkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Di dalam masa kesempatan ini, Yesus menyempatkan diri untuk bertemu dengan sang Khalik.
Jadi, bisa dikatakan bahwa di dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Yesus. Saya mencoba memikirkan lebih jauh lagi apakah prinsip ini dapat dijadikan semacam pakem di dlam berhubungan dan Dia. Jadi, di dalam aktivitas kita, kita perlu untuk menjalankan
We must … beware of imitating the practice that commenced some centuries ago, of imagining that churches are the proper dwellings of God, where he is more ready to listen to us, or of attaching to them some kind of secret sanctity that makes prayer there more holy. For seeing we are the true temples of God, we must pray in ourselves if we would invoke God in his holy temple--john Calvin
Mental prayer is nothing else, in my opinion, but being on terms of friendship with God, frequently conversing in secret with Him who, we know, loves us—Terresa of Avila.
Mental prayer is nothing else, in my opinion, but being on terms of friendship with God, frequently conversing in secret with Him who, we know, loves us—Terresa of Avila.
Di dalam waktu yang Allah percayakan ini, saya rasa kita perlu untuk menjadlin relasi yang demikian.
Elliot Ritzema, 300 Quotations for Preachers from the Reformation, Pastorum Series (Bellingham, WA: Lexham Press, 2013).
Elliot Ritzema, 300 Quotations for Preachers from the Reformation, Pastorum Series (Bellingham, WA: Lexham Press, 2013).
Di dalam quality time kita bersama dengan Tuhan, mungkin kita dapat mulai bertanya kepada Tuhan, Tuhan apa yang harus saya lakukan dengan anak saya ini. Tuhan, apa yang harus dilakukan oleh saya agar anak-anak ini dapat beranjak dewasa dengan baik.
Menjadi Berkat bagi Sesama (Quality Life)
Related Media
See more
Related Sermons
See more